Pulau Lombok nantikan lebih banyak investasi China

Pulau Lombok nantikan lebih banyak investasi China

Foto drone udara yang diambil pada 3 Desember 2024 ini menunjukkan pemandangan Kompleks Pariwisata Mandalika PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. ANTARA/Xinhua/Xu Qin

 Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat menantikan peningkatan investasi dari China untuk mengembangkan sektor pariwisata di Mandalika, proyek destinasi wisata unggulan yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia, demikian dikatakan CEO PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Ari Respati dalam sesi wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.

Berharap dapat menarik lebih banyak investor untuk berbisnis di area Mandalika dalam lima tahun ke depan, Respati menyatakan keyakinannya yang kuat terhadap China sebagai salah satu pasar investasi terbesar di dunia.

“Kami tidak hanya melihat potensi di sektor pariwisata, tetapi juga di sektor perdagangan, berkat berbagai manfaat dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Kami menawarkan peluang perdagangan, terutama mengingat saat ini kami sedang memfinalkan rencana untuk membangun sebuah pelabuhan. Ini menghadirkan peluang yang sangat besar bagi pelaku bisnis China untuk mempertimbangkan Mandalika sebagai pusat perdagangan di Indonesia timur,” tutur Ari.

Mandalika pertama kali dibangun oleh pemerintah Indonesia sebagai KEK, menawarkan berbagai insentif seperti fleksibilitas pajak dan perizinan. Gagasan untuk mengubah Mandalika, yang sebelumnya merupakan hutan lebat, menjadi destinasi wisata prioritas, muncul sebagai bagian dari upaya jangka panjang pemerintah Indonesia dalam penyediaan objek wisata alternatif selain Pulau Bali yang sudah terkenal. Sejak 2019, pemerintah mengembangkan infrastruktur di Mandalika, termasuk jalan raya dan akomodasi.

“Kami berharap perusahaan-perusahaan China akan berinvestasi di sini. Hal ini akan menghadirkan kemajuan yang signifikan, tidak hanya bagi sektor pariwisata, tetapi juga ekonomi global yang lebih luas,” kata Ari.

Saat ini, area Mandalika yang luasnya mencapai 1.175 hektare dikenal secara luas dengan sirkuit internasionalnya, yang setiap tahun menjadi lokasi penyelenggaraan ajang balap motor MotoGP. Ajang MotoGP 2024 di Mandalika berhasil menarik lebih dari 120.000 penonton.

“Kami juga berupaya mendorong para investor untuk terus membangun hotel, vila, infrastruktur golf, asrama, (fasilitas) osmosis terbalik air laut (seawater reverse osmosis/SWRO), fasilitas pengelolaan limbah, fasilitas listrik, dermaga/marina, dan fasilitas berkuda sebagai bagian dari rencana induk kami guna memperluas infrastruktur pariwisata di area tersebut. Selain itu, kami berencana memulai pembangunan marina dalam kurun waktu satu hingga dua tahun,” imbuh Ari.

Selain infrastruktur, Ari menyebutkan konektivitas sebagai tantangan terbesar bagi ITDC dalam mengelola ekosistem pariwisata, dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan bandar udara (bandara).

“Kami paham bahwa aksesibilitas, termasuk bandara yang terkoneksi dengan baik, adalah kunci keberhasilan bagi sebuah destinasi (wisata). Semakin banyak penerbangan yang mendarat di sini, semakin banyak (pula) wisatawan yang akan datang ke Lombok,” ujar Ari

CEO ITDC itu menyatakan bahwa saat ini hanya terdapat delapan hingga 10 penerbangan pulang pergi (round trip) per hari. Dia berharap angka ini akan meningkat, terutama dari China, Malaysia, dan Singapura, tiga negara yang menurut data menyumbang jumlah wisatawan mancanegara dalam jumlah tertinggi ke Indonesia.

Dia juga menyebutkan bahwa Indonesia menjalin kolaborasi dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dasar sebagai bagian dari proyek Mandalika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*