IHSG Ditutup Turun Tipis, Masih Bertahan di Level 7.700

Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada perdagangan Rabu (11/9/2024), setelah bergerak cenderung mendatar pada hari ini.

IHSG ditutup turun tipis 0,01% ke posisi 7.760,95. IHSG juga sempat menyentuh level psikologis 7.800 di awal sesi I hari ini. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Meski begitu, IHSG tetap bertahan di level psikologis 7.700.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan volume transaksi mencapai 19 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 225 saham terapresiasi, 351 saham terdepresiasi, dan 220 saham stabil.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penahan koreksi IHSG pada akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 1,66%. Sedangkan sektor konsumer non-primer menjadi penekan IHSG yakni sebesar 2,24%.

Dari sisi saham, emiten energi baru terbarukan (EBT) PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi penahan koreksi IHSG masing-masing sebesar 17,9 indeks poin, 9,3 indeks poin, dan 6,4 indeks poin.

Sementara saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penekan IHSG yakni masing-masing sebesar 11 indeks poin, 8,3 indeks poin, dan 5,6 indeks poin.

IHSG sempat menguat di awal sesi I hari ini. Namun sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG langsung berbalik arah dan setelah itu cenderung mendatar. IHSG yang bergerak naik-turun tipis terjadi jelang

rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru periode Agustus 2024 yang diperkirakan kembali melandai dan makin mendekati target bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Sebelumnya pada Juli 2024, AS mencatat inflasi 2,9% secara tahunan (year-on-year/yoy), melandai lebih baik dibandingkan ekspektasi dan bulan sebelumnya sebesar 3% yoy. Inflasi AS pada Juli lalu telah melandai ke level terendah sejak Maret 2021.

Inflasi AS mereda untuk tempat tinggal (5,1% vs 5,2%), transportasi (8,8% vs 9,4%) dan pakaian (0,2 vs 0,8%). Selain itu, harga terus menurun untuk kendaraan baru (-1% vs -0,9%) dan mobil dan truk bekas (-10,9% vs -10,1%) dan inflasi makanan stabil di 2,2%. Di sisi lain, biaya energi naik sedikit lebih banyak (1,1% vs 1%), terutama karena bensin (-2,2% vs -2,5%).

Jika inflasi AS pada Agustus lalu kembali melandai, maka peluang untuk The Fed memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan pekan depan terbuka lebar.

Sejauh ini, menurut perangkat CME FedWatch, pelaku pasar yang memprediksi The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan pekan depan mencapai 69%. Sedangkan pelaku pasar yang memprediksi The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bp mencapai 31%.

Namun, angka ini cenderung turun dari sehari sebelumnya, di mana pelaku pasar yang memprediksi The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bp mencapai 71%, namun yang memprediksi pemangkasan sebesar 50 bp cenderung meningkat dari sehari sebelumnya yang mencapai 29%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*